Percaya gak percaya, gak semua pengusaha itu mentalnya berani untung. Sebagian mentalnya lebih ke takut saing sehat.
Dan sayangnya, yang dibuat gak sehat itu dirinya sendiri. Kalo jualan untungnya tipisss betul. Kadang sampai gak masuk akal.
Banyak yang terjebak pada konsep untuk laku harus punya harga yang paling rendah dibanding pesaing. Harus jadi yang paling murah.
Gawatnya, asal murah saja, gak paham bahwa ada syarat dan ketentuan berlaku.
Kejadian adu murah itu biasanya terjadi pada mereka yang produknya tak ada pembeda dan nilai lebih.
Pebisnis yang tak mampu memikirkan cara memberi keunggulan tambahan pada produk menjadikan harga jadi senjata. Sayang banget.
Punya harga paling murah itu bagus buat bisnis selama tingkat PERSENTASE KEUNTUNGAN masih LAYAK.
Bahkan, bisa menjadi yang paling murah tapi tetap menguntungkan itu adalah sebuah daya saing. Bahasa manajemennya, sebuah KEUNGGULAN KOMPARATIF.
Mixue contohnya, es krimnya murah, tapi pengusahanya tetap bisa untung secara sehat. Sampai pada rebutan mau beli franchisenya .
Bila sekadar fokus menjadi produk termurah tapi tanpa memikirkan persentase keuntungan yang sehat, itu akan menyakiti diri sendiri.
Asal murah tapi untung gak sesuai, capek banget kerja model gini. Bisnis ada, tapi hasil gak ada.
Bertahun-tahun menjalankan bisnis lupa bahwa bisnis itu untuk cari duit, bukan cari kerja.
Murah dan untung itu bisa sejalan. Tidak harus berseberangan. Kuncinya di BIAYA PRODUKSI YANG RENDAH.
Biaya produksi rendah didapat dengan
– Bahan baku murah
– Proses yang efisien
– Penggunaan bahan efektif
– Produktivitas SDM tinggi
– “Kebocoran” rendah
Cek semua, sudah dapat supplier bahan baku termurah belum ? Apakah proses produksi sudah efisien ? Penggunaan bahan sudah efektif kah ? Atau masih boros ? SDM kerja gesit atau malas-malasan ? Dan apakah semua celah “main” sudah di tutup..?
Jangan cuma asal main potong harga saja tapi variabel komponen harga di atas gak diberesin, yang korban jelas diri sendiri, untung yang kemakan, dan kalau sudah terlalu tipis, bisa-bisa malah sekalian modal yang jadi korban.
Harga murah harus buat nyaman semua pihak. Di sini senang, di sana senang, di mana-mana semua senang.