KRITERIA KANDIDAT

Membuka lowongan kerja tentu perlu mencantumkan kriteria yang jelas agar kandidat yang cocok bisa ikut melamar.

Soal kriteria ini, bagilah jadi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah kriteria yang untuk DIEXPOSE KELUAR, untuk DICANTUMKAN dalam iklan lowongan kerja.

Kelompok kedua adalah kriteria yang untuk jadi TAMBAHAN STANDAR bagi Anda, tapi kriteria kelompok kedua ini TIDAK PERLU DIEXPOSE KELUAR. Mengapanya akan dijelaskan di bawah.

Yang termasuk dalam kelompok pertama adalah kriteria yang KUANTITATIF dan mudah terbaca, ada TERCANTUM DALAM DOKUMEN TERTULIS, misal : usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pengalaman kerja, skill khusus yang dibutuhkan.

Usia dan jenis kelamin tercantum di KTP, pendidikan terakhir ada di ijazah, pengalaman kerja ada surat keterangan dari perusahaan sebelumnya, skill khusus ada surat dari lembaga sertifikasinya. Hal-hal ini mudah diverifikasi langsung.

Kelompok kriteria kedua adalah hal-hal KUALITATIF yang Anda ingin ada di sosok kandidat, seperti jujur, teliti, adaptif, komunikatif, semangat, bisa bekerjasama dalam team, memiliki jiwa kepemimpinan.

Di iklan lowongan kerja, TIDAK PERLU mencantumkan hal-hal yang bersifat KUALITATIF. Tidak perlu mencantumkan jujur, teliti, komunikatif, dan sebagainya.

Mengapa..? Karena
1. Sulit di verifikasi langsung
2. Perlu pengujian lebih lanjut
3. Semua kandidat merasa memilikinya

Kriteria yang bersifat kualitatif ini lebih berperan di tahap selanjutnya, bukan di awal perekrutan. Anda coba temukan ada atau tidaknya pada diri kandidat MELALUI TEST PSIKOLOGI kepada mereka yang sudah lolos seleksi.

Ada banyak test Psikologi yang bisa digunakan untuk mengenali karakter asli kandidat.

Dari test DISC misal, bisa ketahuan siapa yang punya atau tidak punya kriteria teliti, punya jiwa kepemimpinan, sabar, persisten, berorientasi kepada target.

BACA JUGA :   BISA - BOLEH - TEPAT

Atau pakai test MBTI, bisa ketahuan apakah seseorang karakternya introvert atau extrovert, lebih ke berpikir atau pakai feeling, lebih ke menghakimi atau memahami.

Sebelum ditest semua bisa ngaku mereka punya semua kriteria kualitatif positif yang kita perlukan. Tapi setelah di test, hasilnya bisa jauh beda. Tidak semua orang mengenali dirinya.

Terserah, tapi di kita sebagai calon bos, maunya memiliki staff yang bisa kerja, berkepribadian bagus, serta berkarakter baik punya. Jangan sampai masuk yang kelas KW 3.