Bila ada satu dari sekian misi penting seorang pemasar, tentu adalah mengkonversi pembeli menjadi pelanggan.
Emang beda pembeli (buyer) dan pelanggan (customer) ? Iya, beda, gak sama.
Semua pelanggan pastilah seorang pembeli, namun pembeli belum tentu seorang pelanggan.
Pelanggan, mereka berlangganan, mengulang beli. Tidak cuma satu kali beli. Sementara Pembeli, tidak harus sudah pernah beli sebelumnya. Dan tidak juga harus beli lagi setelahnya.
Makanya tidak tepat bila mereka yang baru satu kali beli disebut sebagai pelanggan.
Sebutan pelanggan itu mestinya seperti sebuah Status Mewah, yang spesial, yang diberikan hanya kepada yang layak.
Sehingga, atas spesialnya seorang pelanggan layaklah mereka diberikan perlakuan berbeda, yang lebih prima, lebih memanjakan. Dengan harga yang lebih baik, bonus yang lebih banyak, misal.
Apa yang membuat pelanggan spesial ?
Karena mereka berkontribusi atas biaya akuisisi yang lebih rendah, serta mendatangkan omzet dan keuntungan bagi perusahaan.
Tanya saja sama yang sudah merasakan mahal dan susahnya mengubah orang biasa jadi peminat, dan sampai mereka mau beli. Berapa banyak dana iklan yang harus dikeluarkan.
Tapi berbeda dengan mengubah pembeli jadi pelanggan, seringkali cukup bermodal layanan yang lebih baik, staff yang lebih ramah, proses transaksi yang mudah, sudah bisa membuat orang jatuh hati dan kembali beli.
Ibarat secara angka nih, biaya akuisisi pembeli baru di angka 10, sementara biaya untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan itu paling setengahnya atau kurang.
Jangan sampai terlalu fokus terus mengakuisisi pembeli baru tapi tidak mengelola pelanggan yang sudah ada. Anda akan melewatkan kesempatan mendapatkan bisnis dengan biaya yang rendah.
Makin banyak pembeli yang terkonversi menjadi pelanggan memberikan kestabilan omzet pada perusahaan dan penurunan biaya. Omzet stabil, biaya turun, ya profit deh.
Ujung bulan jadi terang, sudah ada duitnya buat bayar gaji elo, gaji gua, dan gaji dia-dia orang.